Listrik dan Elektronika Dasar

 Besaran Listrik


Hallo rebahaners , gimana kabar anda ??
Masih nganggur?? Sama,saya juga hehehe.
Kali ini saya akan menjelaskan tentang apa saja yang termasuk dalam besaran listrik.
Seperti diketahui, listrik tidak bisa ditimbang dalam neraca
atau diukur menjadi dalam sebuah wadah. Namun demikian,efek listrik dapat diukur. Istilah standar digunakan untuk menggambarkan efek listrik, yaitu tegangan, arus, tahanan, dandaya. Sebagai analogi, tegangan adalah tekanan, arus adalah
aliran, tahanan adalah sesuatu yang melawan aliran, dan daya
adalah jumlah kerja yang dilakukan. Dengan demikian, daya
tergantung dari besarnya tekanan dan volume aliran. Bab ini
menjelaskan besaran listrik yang dihimpun dari beberapa
referensi, termasuk bagaimana menggunakan online resistance
calculator dan online Ohm law calculator.



 Tegangan

Tegangan adalah tekanan listrik, beda potensial, atau
perbedaan muatan listrik antara dua titik. Perbedaan potensial
ini bisa mendorong arus listrik melalui kawat (konduktor), tapi
tidak melalui pembungkusnya (isolator). Tegangan listrik
diukur dalam Volt (V). Karena ada perbedaaan potensial listrik,
maka terjadi electron moving force (EMF). Dalam kendaraan,
tegangan adalah unit listrik untuk menerangkan jumlah
tekanan listrik (perbedaan petensial) yang ada antara dua titik
pengukuran atau sejumlah tekanan listrik yang dibangkitkan
oleh reaksi kimia di dalam baterai. Satu Volt bisa menekan/mengalirkan sejumlah arus untuk mengalir, dua Volt
bisa menekan dua kali lebih banyak, dan seterusnya. Perbedaan
tekanan listrik antara dua titik diukur dengan voltmeter secara
paralel dengan beban.
1 Volt adalah ketika 1 coulomb muatan listrik yang bergerak
pada suatu penghatar dan bekerja dalam satu joule, diantara
dua titik beda potensial.
𝐸 =
π‘Š
𝑄
Dimana, E adalah beda potensial pada kedua ujung rangkaian
(Volt), W adalah tenaga listrik (joule), dan Q adalah jumlah
muatan listrik (coloumb)
Dengan formula yang lebih mudah dipahami, Volt adalah
satuan turunan di dalam Standar Internasional (SI) untuk
mengukur perbedaan tegangan listrik. 1 Volt berarti beda
tegangan yang diperlukan untuk membuat arus sebesar
1 Ampere di dalam suatu rangkaian dengan resistansi 1 Ohm.
𝐸 = 𝐼 π‘₯ 𝑅
Dimana, E adalah beda potensial pada kedua ujung rangkaian
(Volt). I adalah kuat arus listrik yang mengalir pada sutu
rangkaian (Ampere). R adalah besarnya hambatan dalam
sebuah rangkaian, satuannya ohm. Satuan Volt adalah
penghargaan yang diberikan untuk Alessandro Volta yang
menemukan baterai elemen cair.
Konsep tegangan juga bisa dianalogikan dengan beda
Jika tidak
ada perbedaan potensial, arus tidak mengalir dan jika ada
perbedaan potensial, maka arus akan mengalir dari potensial
yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Pada saat perbedaan
potensial permukaan air pada dua tangki (A dan B) besar,
jumlah air yang mengalir dalam satu satuan waktu pada
ukuran pipa penghubung yang sama akan lebih banyak yang
menyebabkan kincir air berputar lebih cepat. Ini juga seperti
listrik, jika beda potensial antara dua titik adalah besar,
pergerakan elektron bebasnya banyak, artinya tenaga listrik
yang dihasilkan menjadi besar.

Arus

Arus listrik mengalir melalui sebuah penghantar. Arus bisa
mengalir dalam sebuah penghantar karena adanya perbedaan
potensial tegangan (tekanan). Arus listrik diukur dalam
Ampere menggunakan ampere meter (Ammeter) secara seri
dalam sebuah sirkuit.
Elektron bebas yang bermuatan negatif pada atom selamanya
akan selalu tolak menolak satu dengan lainnya. Bila ada
kelebihan elektron disatu tempat, maka akan ada kekurangan
elektron ditempat lainnya, elektron akan selalu bergerak ke
tempat yang kosong, dan kemudian bergerak untuk saling
menjauh antara satu dengan yang lainnya. Saat pergerakan ini
terjadi, aliran atau arus elektron terbentuk. Arus akan terus
berlanjut sampai elektron genap terpisah dari intinya.
Arus listrik dapat digambarkan seperti laju aliran elektron,
besarnya aliran elektron bisa diumpamakan seperti pada pipaair. Pada pipa yang diameternya lebih besar mempunyai
kapasitas aliran yang lebih besar pula. Artinya adalah aliran
arus akan besar bila jumlah elektron yang bergerak juga
banyak. Kesimpulannya, mengalirnya suatu elektron sama
dengan mengalirnya suatu arus.

Tahanan

Tahanan akan menghambat aliran arus. Tahanan ini seperti
"gesekan" listrik. Setiap komponen atau rangkaian listrik
memiliki nilai tahanan. Tahanan akan mengubah energi listrik
menjadi bentuk energi lain, seperti panas, nyala lampu pijar,
atau gerak. Tahanan listrik diukur dalam ohm dengan
Ohmmeter
Jika suatu elektron bebas bisa bergerak di dalam penghantar,
maka akan terjadi suatu aliran arus listrik. Arus 1 amper adalah
elektron sebanyak 6.25 x 1018 yang bergerak dalam satu detik.
Perlu juga kita ketahui, bahwa semua jenis benda tersusun dari
atom-atom sehingga ada beberapa kemungkinan rintangan
bagi elektron bebas untuk bergerak, tertahannya pergerakan
elektron bebas disebut dengan tahanan listrik. Jadi tahanan
listrik pada suatu penghantar berbeda berdasarkan faktor
sebagai berikut:
• Panjang penghantar
• Diameter penghantar
• Temperatur
• Kondisi fisik, dan
• Jenis material


1. Panjang Penghantar
Elektron yang bergerak (arus listrik) akan terus bertabrakan
saat tegangan mendorongnya melewati konduktor. Jika dua
kabel/penghantar memiliki bahan dan diameter yang sama, kawat yang lebih panjang akan memiliki tahanan lebih besar
daripada kawat yang lebih pendek. Standar tahanan kawat
sering tercantum dalam ohm per meter.
2. Diameter
Konduktor dengan diameter yang besar memungkinkan untuk
mengalirkan arus listrik lebih banyak dengan voltase yang
kecil. Jika dua kabel memiliki bahan dan panjang yang sama,
kabel dengan diameter lebih kecil memiliki tahanan yang lebih
besar daripada kabel dengan diameter yang lebih besar.
3. Temperatur
Pada sebagian besar konduktor, tahanan akan meningkat
seiring meningkatnya temperatur. Elektron bergerak lebih
cepat, namun tidak terarah. Sebaliknya, sebagian besar isolator
tahanannya akan turun pada temperatur yang lebih tinggi.
Perangkat semikonduktor seperti termistor yang memiliki
negative temperature coefficients (NTC) nilai tahanannya
berkurang seiring dengan kenaikan temperatur. Sensor
temperatur pendingin (coolant temperature sensor) umumnya
menggunakan termistor jenis NTC.
4. Kondisi fisik
Sebagian kabel yang terkikis akan seperti kabel yang lebih kecil
dengan nilai tahanan yang tinggi, khususnya di daerah yang
rusak. Ini termasuk pada soket yang buruk, sambungan yang
longgar, atau terkorosi juga meningkatkan nilai tahanan.
5. Bahan
Bahan dengan banyak elektron bebas adalah konduktor yang
baik dengan nilai tahanan yang rendah. Bahan dengan banyak
elektron terikat adalah konduktor yang buruk (isolator) dengan
nilai tahanan yang tinggi. Tembaga, aluminium, emas, dan
perak memiliki nilai tahanan yang rendah. Sementara, karet,
kaca, kertas, keramik, plastik, dan udara memiliki tahanan
yang tinggi.
Hubungan antara material kabel, panjang kabel, dan diameter
kabel dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝑅 =
(𝜌π‘₯𝐿)
𝐴
Dimana :
R = Tahanan kawat [ Ξ© ]
L = Panjang kawat [ m ]
ρ = Tahanan jenis kawat [ Ω.m ]
A = Penampang kawat/konduktor[ mm² ]
Selanjutnya, semakin kecil luas penampang konduktor,
semakin besar tahanan/hambatan listriknya.
𝐴 =
𝐼
𝐽
Dimana:
A = Luas penampang kawat [ mm² ]
I = Kuat arus [ Amp, A ]
J = Rapat arus [ A/mm² ]
Selain panjang kabel, material, dan luas penampang kabel,
umumnya tahanan listrik suatu konduktor akan bertambah bila
temperatur konduktor naik.
𝑅𝑑 = 𝑅0[1 + 𝛼∆𝑇]
Dimana:
Rt = Tahanan total (akhir) [ Ξ© ]
R0 = Tahanan awal, sebelum dipanaskan [ Ξ© ]
𝛼 = Konstanta [ Ξ© /°C ]
∆𝑇 = Perbedaan temperatur [ °C ]
Nilai koefisiens 𝛼 adalah cukup kecil karena resistor lazimnya
hanya memiliki rentang temperatur yang relatif terbatas, yaitu
antara 0°C hingga 100°C, yang memiliki karakteristik linier.


Cukup sampai sini dulu semoga bermanfaat
Good bye...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

GAMBAR TEKNIK